
Kapal Pinisi merupakan kapal tradisional asli Indonesia yang telah ada sejak jaman dulu, Kapal ini berasal dari Suku Bugis, Makasar, Sulawesi Selatan, Biasanya di gunakan oleh masyarakat untuk mencari ikan dan juga untuk transportasi laut tujuan jarak jauh.

di Bima, Nusa tenggara Barat atau tepat nya di Sekitar Gunung Sangeang Api, Warga kampung disini secara manual dan bergotong royong membangung Kapal Pinisi yang megah dengan waktu pengerjaan sekitar 3,6 Tahunlamanya dan menghabiskan 700m Kayu Ulin Kualitas Super dan dengan Biaya sekitar Rp. 7 Miliar (nol nya ada sembilan).

Dalam Bahasa Bima, Prosesi peluncuran atau penurunan Kapal di kenal dengan istilah “Kalondo Lopi” biasanya di hadiri oleh ribuan warga yang menyaksikan prosesi kalondo lopi ini karena jarang sekali di adakan.
Gunung Sangeang menyimpan banyak sejarah dan mitos terutama bagi masyarakat dana Mbojo sendiri. Pulau sangeang menjadi saksi perjalanan saudagar seluruh dunia, Sebelum Abad ke 1 Masehi pun semua kapal yang menuju dan dari Pulau Rempah (Sulawesi – Maluku – Halmahera) harus singgah di pulau ini, hal tersebut dibuktikan dengan temuan sebuah Nekara Kuno pada sekitar abad ke 5 masehi.
Saat ini, Pulau Sangeang Api hanyalah di huni oleh kawanan kerbau dan sapi warga yang bergotong royong membuat perahu.
